Film
ini mungkin sudah lama terdengar di telinga kalian, rilis tahun 2013 yang
diadaptasi dari novel tere liye dengan judul yang sama. Menceritakan tentang Karang,
seorang pemuda yang sangat mencintai
anak-anak namun kecelakaan disebuah kapal yang menewaskan banyak korban
membuatnya menjadi seorang pemabuk yang jauh dari anak-anak. Disisi lain, dalam
sebuah rumah mewah melati, seorang anak yang buta dan tuli juga bisu terputus
dari dunianya, semakin hari sifatnya menjadi lebih pemarah dan liar. Melihat
kondisi putrinya yang semakin memburuk sebuah harapan kecil pun muncul, bunda
mengirimkan beberapa surat kepada Karang. Awalnya Karang tidak peduli dengan
surat tersebut hingga Bunda HK pun mendatangi rumahnya namun hal ini tetap
sia-sia. Esok harinya Karang berubah pikiran kemudian Karang mendatangi rumah
bunda dan Tuan HK. Kesan pertama Karang yang liar membuat Tuan HK mengusirnya.
Namun Bunda HK yang melihat perkembangan putrinya yang bisa makan dengan sendok
membuatnya menerima Karang kembali selama Tuan HK di luar negeri. Karang
berusaha mengajari melati keluar dari keterpurukannya dengan mengisolasinya
disebuah ruang yang jauh dari bunda dan orang-orang yang menyayanginya. Bersama
melati lah Karang lambat-laun dapat memaafkan masalalunya dan kembali bertemu dengan Kinasih, seorang
wanita dari masa lalunya yang juga menyukainya.
(cover novel yang kubaca dan poster filmnya,
terlihat di sini kinasih sama sekali tidak berhijab)
Film
moga bunda disayang allah ini banyak mengajarkan tentang kesabaran, rasa
syukur, kebaikan, kepercayaan, kerja keras, juga sifat untuk selalu mengingat
akan kebesaran allah. Tapi yang aku kecewa dari film ini (setelah berkutik
dengan novelnya) adalah sosok Kinasih yang di sini tidak berhijab berbeda
banget sama penggambarannya di novel.
Kayaknya
kalau novel tere liye selalu aja ada pesan dan kata-kata yang selalu menyetuh
hati. Selalu buat kita baper kalau baca atau nonton filmnya. Apalagi dengan
tema berbaikan dengan masa lalu yang kadang menjadi problem hidup seseorang.
Sebagian dari cerita juga terdapat unsur-unsur islami namun masih mempertahankan
alur cerita tersebut. Tidak ada tokoh-tokoh yang dengan secara langsung menjadi
penceramah namun lewat alur cerita, sifat dan kebiasaan tokoh serta bahasa yang
ringan membuat pesan yang ingin disampaikan lebih terasa dari pada membaca
buku-buku islami ataupun motivasi yang kadang menggunakan bahasa yang berbelit-belit
juga materi yang banyak, kadang membuat kita bosan membacanya.
Yang
paling harus kalian tahu nih, novel ini
terinspirasi dari kisah hidup Hellen Keller. Seorang yang merupakan gambaran
real dari melati. Hellen, lahir normal namun karena sebuah kecelakaan ia buta,
tuli dan bisu, dengan bantuan anne sullivan ia dapat berkomunikasi lewat media
air. Ia merupakan seorang penulis dan aktivis sosial. Ia juga dapat membaca
huruf braille dalam bahasa inggris dan prancis. Ia juga telah berkeliling dunia
untuk berbicara dengan banyak pemimpin negara untuk aksi sosialnya terhadap
orang-orang buta.
Akhir
kata terimakasih untuk teman sebangku Ira Kurnia Dewi yang mau mengetik naskah ini, semoga
menjadi berkah. Amiiiiin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar