Minggu, 30 Oktober 2016

Film moga bunda disayang allah


Film ini mungkin sudah lama terdengar di telinga kalian, rilis tahun 2013 yang diadaptasi dari novel tere liye dengan judul yang sama. Menceritakan tentang Karang, seorang pemuda yang sangat mencintai  anak-anak namun kecelakaan disebuah kapal yang menewaskan banyak korban membuatnya menjadi seorang pemabuk yang jauh dari anak-anak. Disisi lain, dalam sebuah rumah mewah melati, seorang anak yang buta dan tuli juga bisu terputus dari dunianya, semakin hari sifatnya menjadi lebih pemarah dan liar. Melihat kondisi putrinya yang semakin memburuk sebuah harapan kecil pun muncul, bunda mengirimkan beberapa surat kepada Karang. Awalnya Karang tidak peduli dengan surat tersebut hingga Bunda HK pun mendatangi rumahnya namun hal ini tetap sia-sia. Esok harinya Karang berubah pikiran kemudian Karang mendatangi rumah bunda dan Tuan HK. Kesan pertama Karang yang liar membuat Tuan HK mengusirnya. Namun Bunda HK yang melihat perkembangan putrinya yang bisa makan dengan sendok membuatnya menerima Karang kembali selama Tuan HK di luar negeri. Karang berusaha mengajari melati keluar dari keterpurukannya dengan mengisolasinya disebuah ruang yang jauh dari bunda dan orang-orang yang menyayanginya. Bersama melati lah Karang lambat-laun dapat memaafkan masalalunya  dan kembali bertemu dengan Kinasih, seorang wanita dari masa lalunya yang juga menyukainya.
(cover novel yang kubaca dan poster filmnya, 
terlihat di sini kinasih sama sekali tidak berhijab)

Film moga bunda disayang allah ini banyak mengajarkan tentang kesabaran, rasa syukur, kebaikan, kepercayaan, kerja keras, juga sifat untuk selalu mengingat akan kebesaran allah. Tapi yang aku kecewa dari film ini (setelah berkutik dengan novelnya) adalah sosok Kinasih yang di sini tidak berhijab berbeda banget sama penggambarannya di novel.
Kayaknya kalau novel tere liye selalu aja ada pesan dan kata-kata yang selalu menyetuh hati. Selalu buat kita baper kalau baca atau nonton filmnya. Apalagi dengan tema berbaikan dengan masa lalu yang kadang menjadi problem hidup seseorang. Sebagian dari cerita juga terdapat unsur-unsur islami namun masih mempertahankan alur cerita tersebut. Tidak ada tokoh-tokoh yang dengan secara langsung menjadi penceramah namun lewat alur cerita, sifat dan kebiasaan tokoh serta bahasa yang ringan membuat pesan yang ingin disampaikan lebih terasa dari pada membaca buku-buku islami ataupun motivasi yang kadang menggunakan bahasa yang berbelit-belit juga materi yang banyak, kadang membuat kita bosan membacanya.
Yang paling  harus kalian tahu nih, novel ini terinspirasi dari kisah hidup Hellen Keller. Seorang yang merupakan gambaran real dari melati. Hellen, lahir normal namun karena sebuah kecelakaan ia buta, tuli dan bisu, dengan bantuan anne sullivan ia dapat berkomunikasi lewat media air. Ia merupakan seorang penulis dan aktivis sosial. Ia juga dapat membaca huruf braille dalam bahasa inggris dan prancis. Ia juga telah berkeliling dunia untuk berbicara dengan banyak pemimpin negara untuk aksi sosialnya terhadap orang-orang buta.

Akhir kata terimakasih untuk teman sebangku Ira Kurnia Dewi yang mau mengetik naskah ini, semoga menjadi berkah. Amiiiiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar